Tips Sebelum Pindah ke GNU/Linux dan Alasanku Mengapa


Halo! 

Pada postingan ini, aku ingin memberikan sebuah tips untuk kalian para pengguna komputer / laptop yang sedang mengalami dilema dengan operating system kalian yang aku asumsikan sekarang adalah Windows. Yep, Microsoft Windows. Terang-terangan aja yah aku bilangnya,karena sejujurnya aku pun juga sudah nggak suka dengan windows semenjak kemunculan windows 10, dan mengingat bahwa windows 7 akan segera mati supportnya tahun depan.

Shortly, aku sudah pindah ke Linux dan macam-macam distribution (or distro, buat kalian yang sudah tidak asing) dan sudah memakai linux dalam kurun waktu 3 semester kuliah. Mungkin nih, kalian ada yang bermasalah dengan malware atau sistem semakin berat dan sebagainya, tepat sekali jika kalian datang ke postingan ini. You’re not lost yet :D

Oke, aku mulai tipsnya ya!

  1. Sebelum pindah ke Linux (distro), carilah tujuanmu! 


    Poin ini paling dasar dan paling penting karena ini akan menjadi fondasi paling kuat kalian mengapa kalian ingin pindah ke linux untuk pc kalian. Kalau aku sih, aku sudah nggak suka dengan keseluruhan sistem windows 10 dimana ia sudah UPDATE PAKSA dan menggunakan sistem ‘rolling release’ (males jelasin, cari aja di google ya). Sistem ini sebenarnya sudah mengikuti tata cara Arch Linux, cuma… I personally hate it, karena windows benar-benar memaksa. Tahu-tahu kuota jebol. Kan gak lucu. Mengapa aku pilih linux karena alasan ini? Linux tidak memaksa aku untuk update, karena seluruh update harus aku setujui dulu. Persetujuan ini tentunya harus pakai password dari root user, jadi nggak sembarangan orang yang pakai pc ini bisa update sistem kita.
  2. Pelajarilah dulu bagaimana sistem operasi Linux bekerja! 

    Linux itu sama halnya seperti OS pc lainnya seperti Windows dan Mac, dan sudah punya kustomisasi yang bagus. Disamping itu, kalian harus pelajari mengapa ada partisi “/” (root); home; var; tmp; dan apa itu swap memory. Semuanya itu penting, biarpun in the end, sebenarnya kita cuma butuh ‘/’ (root); /home; dan swap memory aja. Di internet banyak kok artikel-artikel yang menjelaskan bagaimana keseluruhan hierarki filesystem dari si linux ini.
  3. Biasakanlah dirimu dengan software-software Linux terlebih dahulu!

    Ini poin yang penting dan sangat penting, karena kedepannya kalian hanya akan menggunakan semua program yang disetujui, dan dirancang untuk sistem linux. Memang kalian bisa menggunakan wine atau playonlinux untuk menggunakan program windows di linux, tapi guys, gak akan semulus dan selancar yang kalian kira. Ini memang berat awalnya aku mencoba, tapi sejujurnya lama kelamaan aku bisa kok waktu itu memakai libre office sepenuhnya dan hapus ms office aku yang bajakan dan buggy juga. Kuncinya, kamu harus pinter-pinter menguasai dan mengakali cara pemakaian program alternatif tersebut. Biasanya, software yang ada di linux itu cross-platform, jadi pasti ada versi windows yang bisa kalian coba untuk test dulu..

     
  4. Siapkan Backup Datamu!
    Nih, back up semua file-file dan data kalian ya! Ini penting. Gak lucu kalau kalian tiba-tiba gak sengaja install linux ke pc dan belum back up data, terus data ke wipe semua karena gparted / pemartisian yang dilakukan diluar windows selaku OS bawaan HDD. Fatal akibatnya, sumpah.
  5. Carilah Linux Distromu!

    Dunia Linux itu seperti kalian masuk ke departemen store. Kalian bingung mencari baju mana yang akan kalian pakai untuk hari raya, dengan pilihan yang banyak. Tapi, diakhir, kalian pasti akan menemukan satu yang paling pas. Begitu juga dengan linux. Linux itu gak semena-mena hanya ‘LINUX OS’ saja, Linux itu cuma kernelnya (perantara hardware dan software pada setiap pc, sama halnya seperti windows kernel dan darwin milik
    apple mac os). Distro itu kalau aku bilang secara ‘nutshell’ itu jenis / merek. Setiap distro punya kelebihan, ciri khas, package manager, system starter, desktop environment dan tujuan masing-masing. Dulu, Slackware adalah pionir dari semua linux distro. Kemudian munculah Debian, Red Hat, Suse, dan kawan-kawan. Karena sifat open source linux, banyak orang dan organisasi menciptakan linux distro masing-masing karena melihat dari kekurangan setiap distro-distro induk (seperti Debian, Red Hat, Arch, SUSE, dst.). Sehingga, munculah turunan mereka dengan tujuan, filosofi, dan kelebihan yang berbeda dengan tujuan menutupi kekurangan dari masing-masing distro induk atau basenya, seperti Ubuntu turunan Debian, Linuxmint turunan Ubuntu, Fedora dan CentOs turunan RedHat, Manjaro turunan Arch, dst. Distro linux itu juga gak cuma satu dua tiga, tapi beribu-ribu diluar sana. Kalian bisa mencari dan mengulas sendiri dari www.distrowatch.com, dan memilih linux distro sesuai kebutuhan kalian.
  6. Mantapkanlah Keputusanmu!
    Personally, aku juga ga suka dan gak merasa aman menggunakan software windows bajakan. Selain sistem itu sudah nggak sempurna pertahanannya, pasti akan ada masalah lain yang lebih berat. Jujur nih, semenjak pakai linux, aku nggak pernah khawatir akan virus di fd, karena basically, linux sudah pasti kebal dengan semua virus yang diciptakan untuk menyerang windows. Linux sendiri juga sistem yang pertahanan administrasinya sangat kuat, dimana jika tidak ada perijinan root admin dengan password yang benar, satu software atau virus tak akan pernah bisa mengutak-atik inti sistem itu sendiri. Memang di dunia itu banyak juga virus untuk linux, cuma sejauh ini, aku nggak pernah terserang dan terganggu lagi. Ini adalah dasar keputusanku kenapa aku benci windows dan memutuskan untuk beralih ke linux, karena aku memantapkan dengan semua tips-tips  yang aku sudah jalani, aku sudah berhasil lolos melalui kuliah 3 semester dengan linux. Believe me, no problem at all.
  7. JANGAN MEMAKSA
    Ini saran aku yang paling vital dari semuanya di akhir, mengapa kalian sebaiknya tidak usah memaksa pindah ke linux kalau memang tidak bisa. Program-program di linux, memang tidak sekuat dan secanggih program-program
    ehem bajakan kalian di Windows. Jadi, tolong gak usah komplain jika kalian menghadapi masalah ini, karena pada dasarnya kalian tidak mau menerima resikonya dari segi software sejak awal. Berhubung aku cuma anak kuliahan dalam bidang kuliner dan hospitality, kurleb kebutuhan aku sudah terpenuhi semua (office dengan libreoffice, edit foto dengan gimp, vector drawing dengan inkscape, dan video editing dengan kdenlive). Dan seterusnya, kalau kurang, aku cukup pakai aplikasi web based dan itu pun jarang.

Overall, dunia Linux ini bagaikan perpustakaan kuno yang terpendam di bawah candi. Semuanya sudah tersedia dan kita tinggal mencari, membaca, dan memahaminya. Semua penyelesaian masalahnya di internet sudah tersedia. Ingat, setiap linux distro itu di desain untuk setiap tujuan yang berbeda, entah untuk fokus program development, user pemula, user advance, user server, hacking penetrating, dan masih banyak lagi. Bahkan ada lho linux distro untuk pelajar, dokter, rohaniawan, dan seniman, itu semua karena kembali dari alasan setiap pendiri linux distro mengapa mereka menciptakan linux mereka masing-masing.

Plus, sifat ‘open source’ si linux ini sudah jelas membuat kita benar-benar gratis dalam menggunakan, mendistribusikan, dan menggadakan si linux ini. Kalaupun kita membobol linux dan membuat linux milik kita sendiri, it’s fine aja selama kita nggak melanggar hukum GPL linux sendiri.

Nih, cuplikan desktop linuxku, aku pakai Linux Mint 19 ‘Tara’ XFCE, secara Mint itu turunannya Ubuntu (Ubuntu 18.04 ‘Bionic Beaver’), jadi penggunaannya mudah, stabil, dan performa juga lancar. Linux Mint juga OS linux yang user-friendly dan langsung to the point dalam kemudahannya, sehingga itulah alasan aku stick ke Mint biarpun sudah cobain banyak banget linux distro ternama.

Kalian mungkin bertanya, kenapa sih kok gak banyak hacker yang bikin virus buat linux? Simply. Linux itu lho open source dan gratis, nggak dijual secara komersial. Jadi, buat apa mbobol dan nyerang sistem dan segala isinya yang sudah gratisan pula? Kan gak guna! Hahahaha.

Jika kalian pecinta kebebasan kustomisasi, kecepatan, keringanan, dan keluwesan akan sesuatu, maka Linux adalah sistem operasi yang tepat untuk memenuhi jiwa kalian!

Semangat ya!! Menguasai satu linux distro itu sebenarnya hanya butuh ketelitian dan ketelatenan ^^

Comments

  1. Saya selama ini udah pindah2 distro, tapi balik lagi ke Manjaro Xfce.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe, sama... Saya jg dlu galau antara mint, centos, sama manjaro.. Cuman akhirnya krn ga mau ribet dah, pake mint di laptop kuliah dan pake manjaro di pc rumah 😂

      Delete
  2. semacam keren sih, anak kuliahan bidang kuliner dan hospitality ngerti linux. lanjutkan! :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sip sip! Makasih bank! Iya lah, kebutuhan paling pol aku cuma desain packaging, edit video promosi, sama buat spreadsheet costing makanan... Itu semua sudah dicover dalam linux, gua ga butuh jendela dan semua virus-virusnya :V

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengalaman Menggunakan Debian GNU/Linux

Review Produk Glutamen : Part 2 "Hasil Pemakaian"